BeritaNasional

PWJ-ACT Dampingi Pemulihan 432 Petani Terdampak Bencana 2018 di Sigi

4
×

PWJ-ACT Dampingi Pemulihan 432 Petani Terdampak Bencana 2018 di Sigi

Sebarkan artikel ini

Suluhmerdeka.com – Organisasi kemanusiaan internasional Japan Platform (JPF) melalui Peace Winds Japan (PWJ) bekerjasama dengan lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) mendampingi pemulihan usaha pertanian 432 petani di Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang terdampak bencana 2018.

“Program yang kami lakukan di JPF4 sejak Oktober 2019 hingga sekarang meliputi pemberian bibit holtikultura kualitas terbaik dan pengolahan lahan,” kata Person in Charge (PIC) Program PWJ-ACT Moh Jakfar usai memantau proses panen jagung milik sejumlah petani penerima program JPF4-PWJ bekerjasama dengan ACT di Desa Potoya Kecamatan Biromaru Sigi, Sabtu lalu.

Tidak sampai di situ, lanjutnya, 432 petani yang menggantungkan hidupnya di lahan pertanian seluas 216 hektar juga dilakukan pendampingan agar skill mereka dalam bertani holtikultural lebih baik lagi.

Ia mengatakan ratusan petani tersebut berada di enam desa yaitu Desa Jono Oge, Desa Potoya, Desa Kota Pulu, Desa Soulowe, Desa Karawana dan Desa Sidera.

“Bibit holtikultura yang kami berikan diantaranya bibit jagung manis, kangkung, tomat, cabai, kacang panjang, kacang tanah, seledri, terong dan sawi. Kami juga melatih mereka meracik dan membuat pupuk kompos dan pestisida alami agar mereka tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk,”ujarnya.

Jakfar menyatakan pendampingan tersebut terus dilakukan hingga para petani dapat mandiri dan lahan pertanian mereka kembali produktif.

Tujuannya agar mata pencaharian mereka yang sebelumnya rusak saat bencana gempa dan likuefaksi dapat kembali pulih melalui pendampingan dan pelatihan tersebut.

Saat ini petani yang menerima program JPF4-PWJ sebagian besar sudah memasuki musim panen, tanaman petani yang sudah panen seperti Jagung manis, tomat, kangkung, sawi, terong, dan kacang panjang.

Sementara itu Kepala Cabang ACT Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Nurmarjani Loulembah mengatakan salah satu alasan utama dipilihnya petani di Kabupaten Sigi sebagai sasaran penerima bantuan dan pendampingan tersebut karena kabupaten itu merupakan lumbung pangan di Sulteng dan terdampak parah akibat bencana 2018.

“Ini juga bentuk komitmen kami bersama Pemerintah Kabupaten Sigi untuk membantu proses pemulihan pasca bencana 2018 utamanya di sektor pertanian. Sampai saat ini ACT melalui program JPF4-PWJ masih terus membersamai pemerintah daerah setempat dan para petani yang terdampak bencana di sana,” ucapnya.

Nurmarjani menyatakan masih banyak lahan pertanian milik petani di Sigi yang hingga kini masih rusak dan butuh bantuan sumur sehingga ia berharap program yang dilakukan oleh JPF-PWJ bekerjasama dengan ACT dapat terus berlanjut. (*/ptr)