BeritaNasional

Pertumbuhan Bank Sulteng Meningkat Signifikan

6
×

Pertumbuhan Bank Sulteng Meningkat Signifikan

Sebarkan artikel ini
Bank Sulteng menyelenggarakan RUPST 2020 dan RUPS-LB 2021 dipimpin Pemegang Saham Pengendali H Longki Djanggola, Selasa, 9 Maret 2021 di Palu. (Foto Patar)

Suluhmerdeka.com – Indikator pencapaian tingkat pertumbuhan bisnis, pertumbuhan aset, modal, dana pihak ketiga serta perolehan laba dari PT. Bank Sulteng mengalami peningkatan yang cukup signifikan dan menggembirakan.

Total asset PT. Bank Sulteng pada tahun 2018 Rp. 6.042.682.141.027,- ditahun 2020 menjadi Rp. 8.349.647.088.206,- atau naik sebesar 38,18%, modal inti tahun 2018 dari Rp. 743.409.353.318,- ditahun 2020 meningkat menjadi Rp. 1.035.135.563.715,- atau naik sebesar 39,24%, dana pihak ketiga tahun 2018 dari Rp.3.669.505.866.524,- di tahun 2020, meningkat menjadi Rp. 6.008.065.458.997,- atau naik sebesar 63,73%, kredit yang diberikan pada tahun 2018 sebesar Rp. 3.464.398.583.363,- menjadi Rp. 4.590.418.490.481,- atau naik sebesar 32,50 % dan laba sebelum pajak tahun 2018, dari jumlah Rp. 108.572.344.133,- di tahun 2020, meningkat menjadi Rp. 184.410.189.063,- atau naik sebesar 39,24 %. Dengan pertumbuhan tersebut di atas, terjadi peningkatan kinerja dari pelaksanaan pengelolaan Bank Sulteng tahun 2020, walaupun di masa mewabahnya pandemi covid 19

Untuk modal inti sebagaimana tuntutan POJK nomor nomor 12/POJK.03/2020 tentang konsolidasi bank umum, terdapat target pemenuhan modal inti yakni ; BUSN wajib memenuhi jumlah modal inti minimum sebesar Rp 1 triliun pada 31 Desember 2020; BUSN wajib memenuhi jumlah modal inti minimum sebesar Rp 2 triliun rupiah pada 31 Desember 2022 dan wajib memenuhi jumlah modal inti minimum sebesar Rp.3 trilliun pada Desember 2024 (bagi BPD-SI) dan apabila pada akhir tahun 2021 tidak terpenuhi modal inti minimum sebesar Rp.2 trilliun, maka bank akan dimasukkan dalam status CDO. untuk itu memerlukan dorongan dari pemegang saham agar modal inti dapat meningkat

Hal tersebut disampaikan Gubernur Sulawesi Tengah, Drs. H. Longki Djanggola, M.Si didampingi Direktur Utama Bank Sulteng Rahmat Abdul Haris dalam sambutannya saat pembukaan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPS-T) tahun buku 2020 dan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS-LB) tahun 2021 Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah bertempat di Best Western Coco, Selasa 9 Maret 2021.

Menurut gubernur, kepatuhan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada tahun 2020 terlihat dengan adanya perkembangan yang cukup signifikan dalam pelaksanaan penerapan good corporate governance pada semua tingkatan atau jenjang organisasi PT. Bank Sulteng, dengan terpenuhinya pengisian jabatan direktur kepatuhan yang definitif serta terpenuhinya jumlah komisaris independen sesuai standar minimal yang disyaratkan, yakni minimal 50% dari jumlah komisaris adalah komisaris independen dan seluruh posisi direksi sudah terpenuhi. tingkat kesehatan suatu perbankan dapat dilihat dari komposit profil risiko, implementasi pelaksanaan good corporate governance, earnings, dan capital yang memperoleh nilai 3 (moderate), maka secara umum tingkat kesehatan bank sulteng di tahun 2020 adalah baik.

”Kecukupan modal merupakan tantangan bagi kita semua untuk memenuhinya, namun demikian patut kita syukuri bersama bahwa walaupun Bank Sulteng menghadapi persaingan yang semakin ketat, dan adanya berbagai kendala Bank Sulteng dapat membukukan laba yang signifikan, hal ini didukung dengan pembinaan dan pengawasan yang intensif dari dewan komisaris selama tahun 2020,” sebut gubernur.

Dilain sisi, walaupun Bank Sulteng mengalami peningkatan dalam perolehan laba dibanding tahun sebelumnya, namun belum maksimal karena masih ada beberapa target belum dicapai sesuai harapan, antara lain menargetkan porsi yang lebih besar untuk kredit pada sektor-sektor produktif dan meningkatkan fungsi intermediasi, khususnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui kerjasama dengan BPR, baik melalui linkage program maupun menjadi apex bank.

Berdasarkan permasalahan tersebut lanjut gubernur, diperlukan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat, peningkatan sumber daya manusia, perluasan jaringan kantor untuk mendukung terwujudnya sistem keuangan yang inklusif (financial inclusion) dengan meningkatkan akses seluas-luasnya ke masyarakat setempat melalui penciptaan produk dan jasa yang semakin variatif dan unggul.

Ada beberapa hal yang menjadi penentu berhasil tidaknya suatu bank dalam menjalankan usahanya, antara lain : faktor permodalan, faktor penerapan tata kelola bank dan faktor persaingan. Dengan modal yang relatif masih terbatas, maka sulit bagi Bank Sulteng untuk lebih mengembangkan kegiatan usahanya, sehingga diharapkan Bank Sulteng meningkatkan permodalan dengan dukungan penuh dari para stakeholder, untuk itu peningkatan kerja Bank Sulteng perlu didukung dengan permodalan serta meningkatkan ketahanan daya saing dan peningkatan tata kelola bank yang baik.

Dalam pelaksanaannya, PT. Bank Sulteng terus berkomitmen untuk dapat melakukan transformasi dan tampil sebagai pemimpin di daerah. komitmen tersebut diperkuat sejak dicanangkan BPD regional champion (BRC) oleh Bank Indonesia sejak tahun 2010-2014, dan program BRC ditindak lanjuti oleh otoritas jasa keuangan (OJK) dengan sebutan BRC jilid 2. Untuk program tahun 2015-2023 seluruh BPD diharapkan terus menerus membenahi diri agar lepas dari bayang-bayang perbankan nasional dan menjadi motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi daerah.

Dalam upaya meningkatkan peran Bank Sulteng sebagai bank milik pemerintah daerah perlu mendorong perluasan pelayanan yang berkualitas, kompetitif dan meningkatkan nilai daya saingnya dengan bank lainnya, untuk itu gubernur mengharapkan kepada para bupati, walikota dan PT. Mega Corpora selaku pemegang saham serta pengurus bank untuk :
1. Memfungsikan Bank Sulteng sebagai tempat penyimpanan dana-dana Pemda sebagaimana yang telah dilakukan oleh sebagian besar Pemda se-Sulawesi Tengah saat ini dan bagi Pemda yang belum menempatkan dananya pada Bank Sulteng, diharapkan kedepannya dapat lebih meningkatkan kerja sama dengan Bank Sulteng.
2. Menginstruksikan kepada para pegawai dilingkungan kerjanya masing-masing untuk membuka rekening pada Bank Sulteng. untuk itu, diharapkan komisaris dan direksi mendorong serta melakukan pendekatan kepada para bupati/wali kota untuk menempatkan dana APBD pada Bank Sulteng.
3. Pengurus bank agar bersungguh-sungguh untuk mencari dana pihak ketiga (selain dana Pemda) serta mampu mempromosikan Bank Sulteng baik di dalam maupun diluar daerah agar Bank Sulteng dapat dikenal oleh masyarakat luas
4. Diharapkan agar bapak-bapak bupati, walikota, mega corpora dan Pemda provinsi untuk meningkatkan setoran modal pada Bank Sulteng, agar dapat bersaing dengan bank lainnya.

Dalam upaya penerapan tata kelola bank yang baik, gubernur juga mengharapkan kepada pengurus perseroan untuk senantiasa menjaga kekompakkan sesama direksi dan pengurus perseroan. Berbeda pendapat baik, namun harus dibicarakan dengan baik pula. Beberapa isu-isu terkait Bank Sulteng yang laporannya disampaikan kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah selaku pemegang saham pengendali telah dilakukan klarifikasi dan diskusi pada saat rapat konsultasi dalam rangka pelaksanaan RUPS tahun buku 2020 yang dihadiri oleh seluruh pengurus Bank Sulteng, Sekda Provinsi Sulawesi Tengah, Asisten II, Karo Ekonomi dan Pembangunan beserta jajarannya yang mana semua isu-isu tersebut dinyatakan selesai dan clear.

Pembukaan RUPS dan RUPS-LB Diawali pemutaran kaleidoskop Bank Sulteng serta lounching transaksi Q Rish oleh Gubernur Sulawesi Tengah didampingi Dirut Bank Sulteng. RUPS dan RUPS-LB juga dihadiri Walikota Palu, Bupati se-Sulawesi Tengah, Asisten II Setdaprov Sulteng Plt. Karo Humas dan Protokol, komisaris, pimpinan caban serta pejabat terkait lainnya. (*/ptr)