PALU,SULUHMERDEKA – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Dukbangga)/Kepala BKKBN RI, Wihaji, melaunching serentak Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Kamis 5 Desember 2024 dari Danau Cipule, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Launching juga dilakukan dan diikuti secara virtual oleh 32 provinsi yang sudah memiliki Perwakilan BKKBN RI.
Dari Kota Palu Sulawesi Tengah (Sulteng) launching Genting digelar di aula Kantor Kelurahan Lasoani Kecamatan Mantikulore. Dihadiri Kepala BKKBN Perwakilan Sulteng, Tenny C Soriton, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Kota Palu, dr Royke Abraham dan Ketua TP PKK Palu, Diah Puspita.
Menteri Dukbangga/Kepala BKKBN RI, Wihaji, dalam sambutannya mengatakan, program penuruna stunting ini merupakan salah satu perintah Presiden RI Prabowo Subianto yang wajib dilaksanakan.
Dalam program ini, nantinya orang tua asuh bisa berasal mitra induvidu, koperasi, yayasan, pihak swasta, pemerintah daerah bahkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Orang tua asuh tersebut dapat memilih empat menu untuk diberikan kepada Keluarga Risiko Stunting (KRS) seperti nutrisi maupun non – nutrisi.
“Orang tua asuh bisa perorangan, korporasi badan usaha milik negara. Silahkan mau pilih jadi orang tua asuh yang mana,”Kata Wihaji.
Wihaji mengatakan, untuk menu non nutrisi, orang tua asuh bisa berkontribusi dalam beberapa kegiatan seperti memperbaiki rumah layak huni, fasilitas mandi cuci kakus, akses air bersih sampai pada edukasi. Dia juga menjelaskan bahwa, Indonesia memiliki kurang lebih 75 juta keluarga dan 8,7 juta di antaranya masuk dalam kategori KRS. Artinya 1 dari 5 Balita mengalami stunting. Program genting sendiri menurutnya akan menargetkan sebanyak 1 juta anak yang mengalami stunting.
“Datanya lengkap by name by addrees seluruh Indonesia,”ujarnya.
Wihaji berharap, orang tua asuh nantinya dapat memperhatikan anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Karena pihkanya meyakini 1.000 hari pertama kehidupan inilah yang paling berpotensi menyebabkan stunting.
Sejauh ini ungkap Wihaji, sudah terdapat 11.207 orang tua asuh yang siap menjadi bagian dalam program Genting terhadap 4.920 anak.
Dari Kota Palu, launching juga ditandai penandatangan akta kesediaan menjadi orang tua asuh antara Kepala Perwakilan BKKBN Sulteg dan Ketua TP PKK Palu, Diah Puspita. Selain itu, juga sudah ada sebanyak 8 orang tua asuh dari 8 kecamatan di Kota Palu.
Diah Puspita, mengatakan program Genting perlu segera ditindaklanjuti di daerah, meskipun masih menunggu petunjuk teknis dari pemerintah pusat. Menurutnya program ini penting untuk memperkuat kolaborasi dan sinergi di Kota Palu untuk memastikan program ini berjalan efektif.
“Program ini sebenarnya sudah mulai berjalan di Kota Palu, tetapi kita perlu memperkuat lagi, terutama mengingat pencegahan stunting memegang peranan besar, yaitu 80%, dibandingkan pengobatan yang hanya 20%. Fokus utama harus diberikan pada 1.000 hari pertama kehidupan,”katanya.
Diah meminta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di lingkup Pemerintah Kota Palu untuk lebih melibatkan TP-PKK dalam pelaksanaan program-program keluarga, sehingga efektivitas pelaksanaan dapat tercapai.
Diah mengajak semua pihak untuk mendukung program Genting secara aktif. “Saya berusaha untuk mengajak masyarakat menjadi orang tua asuh. Semoga program ini berjalan dengan baik di Sulawesi Tengah, khususnya di Kota Palu,”demikian Diah Puspita.
Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Tenny C Soriton menambahkan program Genting sebenarnya adalah program yang mengedepankan pencegahan. Menututnya untuk wilayah Sulteng terdapat sekitar 18 ribu lebih anak yang menjadi sasaran program penurunan stunting termasuk program Genting ini.(NRF)