SuluhMerdeka.com – Belum padamnya aksi terorisme di berbagai wilayah di Indonesia termasuk Sulawesi Tengah, membuat sejumlah pihak prihatin. Salah satunya adalah Ponpes Tahfiz Qur’an Preneur Kampung Pasigala, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Seorang pengurus harian Pondok pesantren Tahfidz Qur’an Sigi menyebut, aksi terorisme yang mengatasnamakan agama adalah bukan ciri orang-orang yang memiliki pemahaman agama islam yang baik. Bahkan, dia menentang apa yang dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan aksi kekerasan dan terorisme seperti yang terjadi di Kabupaten Poso.
“Banyak jalan jihad yang dilakukan tanpa harus angkat senjata. Seperti membantu masyarakat saat bencana, membangun rumah ibadah dan tempat brlajar agama islam dan lainnya,” kata ustadz itu yang minta namanya tidak dimediakan, Selasa (17 /11/2020).
Menurut dia, pihaknya bahkan bersedia untuk diajak berdiskusi guna meluruskan ajaran-ajaran Islam yang menyimpang terutama soal pemahaman jihad dalam membela agama Allah.
Dia juga menyoroti kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang hingga kini masih menjadi DPO aparat satgas Tinombala. Padahal kata dia, kelompok Ali Kalora cs itu tidak sadar akan tindakannya yang merugikan diri dan banyak orang.
Daripada terus menerus diburu petugas, lebih baik turun dan menyerahkan diri lalu bersama-sama berbuat kebajikan untuk kemaslahan ummat dan Negara.
“Pesantren siap bersinergi dan membangun kerja sama dengan TNI-Polri dan pemerintahan demi menjaga situasi Kamtibmas yang kondusif, aman dan damai,” katanya.
Melalui pesantren dia berharap agar pemahaman radikal bisa dihilangkan dari benak anak-anak sehingga mereka bisa mencintai agama dan negaranya,” tandas dia.(***)