Berita

Rehab-Rekon Pascabencana Sulteng Berakhir 31 Desember 2024, Ini Capaian dan Anggarannya

1
×

Rehab-Rekon Pascabencana Sulteng Berakhir 31 Desember 2024, Ini Capaian dan Anggarannya

Sebarkan artikel ini
Dari kiri ke kanan - Ketua Satgas Harian Pelaksana Penanggulangan Bencana Pasca Gempa Bumi dan Tsunami Sulteng Dedy Permadi, Sekretaris Provinsi Sulteng, Novalina, Staf Ahli Menteri PU Bidang Keterpaduan Pembangunan, Maulidya Indah Junica, Ketua Satgas Pelaksana Penanggulangan Bencana Pasca Gempa Bumi dan Tsunami Sulteng, Arie Setiadi dan Direktur PKP selaku Ketua PMU CSRRP Cipta Karya, Wahyu Kusumosusanto saat memberikan keterangan pers, Kamis 12 Desember 2024 di Hotel Aston Palu (Foto:Suluhmerdeka.com)

PALU,SULUHMERDEKA – Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Pascabencana  di Sulteng Kementerian PUPR  Arie Setiadi mengatakan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Rehab –Rekon) pascabencana Sulteng akan berakhir pada 31 Desember 2024.

Menurutnya asset Rehab-Rekon tersebut akan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Sulteng dan telah menyiapkan alokasi anggaran untuk hal tersebut. Arie mengatakan, meski Rehab-rekon akan segera berakhir, namun masih ada beberapa pekerjaan rumah. Misalnya soal sertifikat PBG dan sertifikat Huntap.

Berikut Realisassi Rehab-Rekon Pascabencana Sulteng.

Kementerian PUPR sesuai Inpres No. 10 Tahun 2018 dan Inpres No 8 Tahun 2022 mendapatkan amanah untuk melaksanakan, bertanggung jawab, dan mengawasi pelaksanaan penuntasan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Rehab-Rekon) permukiman serta fasilitas publik yang terkena dampak gempa bumi dan tsunami.

Salah satu kegiatan yang telah dilakukan yaitu kegiatan Central Sulawesi Rehabilitation and Reconstruction Project (CSRRP) yang meliputi pembangunan Huntap dan infrastruktur permukimannya serta fasilitas publik meliputi rumah sakit, puskesmas, sekolah, universitas, hingga gedung kantor.

Kegiatan CSRRP telah berlangsung selama 4,5 tahun dengan total investasi Rp 1,99 triliun tersebar di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala.

Dalam implementasinya, Kementerian PUPR menerapkan konsep Build Back Better dengan 5 prinsip utama yaitu akses universal, tahan gempa, water sustainable urban design, responsif gender, dan bangunan hijau. Saat ini, hasil kegiatan telah dimanfaatkan oleh berbagai penerima manfaat seperti warga terdampak bencana, siswa, mahasiswa, hingga masyarakat umum dengan tingkat kepuasan di atas 90% (Hasil Studi Konsultan Evaluasi).

Berbagai hasil kegiatan ini diharapkan dapat diterima dan dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah  dan user, dengan menetapkan kelembagaan yang disertai dengan SDM pengelola yang mumpuni hingga anggaran operasi dan pemeliharaannya.

GAMBARAN UMUM

Program ini bertujuan untuk merekonstruksi dan memperkuat fasilitas publik serta rumah yang lebih aman di lokasi pascabencana di Sulteng

Sasaran kegiatan Hunian aman dan berketahanan. Menargetkan minimal 90persen penduduk sasaran memiliki rumah terbangun yang aman dan menghuni di lokasi yang ditetapkan. Fasilitas Publik Berketahanan. Menargetkan minimal 90persen penduduk yang terlayani oleh mengakses fasilitas publik yang memenuhi standar teknis.

Kepuasan berdasarkan Gender. Minimal 70persen penduduk dipilah berdasarkan gender, yang merasa puas terhadap rumah yang sudah lengkap terbangun.

Jumlah paket kegiatan

Kegiatan konstruksi. Total terdapat 40 paket fisik. Kegiatan Konsultasi. Sebanyak 9 paket (tidak termasuk contingency).

Fase plaksanaan tanggap darurat dilaksanakan dari 28 September 2018 hingga 26 Oktober 2018. Transisi darurat berlangsung dari 26 Oktober 2018 hingga 24 April 2019. Rehab-Rekon melalui NSUP-CERC hingga 31 Maret 2022. Dilanjutkan dengan CSRRP hingga 31 Desember 2024.

KOMPONEN KEGIATAN CSRRP

Program ini memiliki tiga komponen utama untuk mendukung Rehab-Rekon pascabencana di Sulteng.

Komponen 1: Pembangunan Hunian Tetap dan Infrastruktur Pemukiman

Hunian Tetap (Huntap) Total: 3.880 unit Lokasi: 3 kawasan utama, 19 lokasi satelit, dan 14 lokasi mandiri.

Infrastruktur permukiman

terdapat 7 paket infrastruktur yang dibangun di lokasi seperti Tondo 1, Balaroa, Tondo 2, Talise, Petobo, Pombewe, dan Huntap Satelit.

Infrastruktur Air Minum

4 paket Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Poboya, Pombewe, Duyu, Bora, serta 2 paket SPAM di Palu dan Sigi.

Infrastruktur skala lingkungan

Pembangunan infrastruktur di 27 kelurahan/desa. Komponen 2: Rekonstruksi dan penguatan fasilitas publik,fasilitas pendidikan dan rekonstruksi 17 sekolah dan 1 universitas.

Fasilitas kesehatan.Pembangunan 3 rumah sakit dan 1 puskesmas. Fasilitas publik lainnyapembangunan 4 gedung perkantoran dan 2 meeting hall.

Komponen 3: Dukungan implementasi proyek. Konsultan melibatkan konsultan institusi dan konsultan individu untuk mendukung implementasi program.

CONTINGENCY. Alokasi untuk kebutuhan yang bersifat tidak terduga selama pelaksanaan proyek.

PRINSIP PELAKSANAAN KEGIATAN

Pendekatan utama: Build Back Better (BBB). Konsep Build Back Better (BBB) adalah pendekatan pemulihan pascabencana yang tidak hanya bertujuan memulihkan kondisi seperti sebelumnya, tetapi juga meningkatkan kualitas infrastruktur, sistem, dan komunitas yang terdampak. Pendekatan ini menekankan pada ketangguhan terhadap bencana.

KEBERLANJUTAN PROGRAM.

Inklusivitas untuk semua pihak yang terdampak. Prinsip pelaksanaan Build Back Better CSRRP. Water Sensitive Urban Design (WSUD). Mengantisipasi risiko limpasan air di area rawan banjir melalui pembangunan kolam retensi dan infrastruktur yang mendukung pengelolaan air berkelanjutan.

SUSTAINABLE AND GREEN BUILDING.

Mengintegrasikan prinsip bangunan ramah lingkungan, termasuk pencahayaan hemat energi dan ventilasi udara yang memadai untuk meningkatkan efisiensi energi. Universal Design. Menerapkan desain universal mulai dari tahap perencanaan hingga implementasi pada skala kawasan dan bangunan. Contohnya: trotoar yang ramah bagi semua pengguna, lanskap jalan dan penerangan, dan fasilitas untuk penyandang disabilitas, seperti toilet difabel.

SEISMIC RESILIENT.

Mengadopsi desain struktur tahan gempa yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Hal ini melibatkan rehabilitasi dan penguatan parsial atau penuh untuk masing-masing bangunan agar tangguh terhadap gempa.

Gender-Responsive. Melibatkan perspektif gender dalam setiap tahap proyek. Mitigasi kekerasan berbasis gender (KBG) dan kekerasan terhadap anak (KTA) diintegrasikan mulai dari dokumen lelang hingga pelaksanaan proyek. Ini termasuk diseminasi informasi dan pelatihan kepada pelaksana proyek, dan penerapan kode etik untuk memastikan lingkungan kerja yang aman dan inklusif.

Prinsip-prinsip ini memastikan bahwa pembangunan tidak hanya fokus pada pemulihan, tetapi juga menciptakan sistem yang lebih tangguh, berkelanjutan, dan ramah bagi semua kelompok masyarakat. Jika ada yang perlu ditambahkan, silakan sampaikan!

INVESTASI KEGIATAN CSRRP

Program ini memiliki total investasi sebesar IDR 1,997 Triliun yang dialokasikan untuk infrastruktur dan pembangunan gedung. Dana ini didistribusikan ke tiga wilayah utama yang terdampak bencana di Sulteng dengan rincian sebagai berikut;

Kota Palu persentase alokasi: 69.9persen dari total investasi. Nilai investasi: IDR 1.397.674.958.576. Alokasi terbesar diberikan kepada Kota Palu, menunjukkan fokus utama pada wilayah ini karena kerusakan paling signifikan.

Kabupaten Sigi Persentase Alokasi: 15.2persen dari total investasi.Nilai Investasi: IDR 303.121.742.977. Kabupaten Sigi menerima porsi dana kedua terbesar untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik.

Kabupaten Donggala. Persentase Alokasi: 14.8persen dari total investasi. Nilai Investasi: IDR 296.215.967.126. Kabupaten Donggala mendapat porsi dana ketiga, mencerminkan prioritas pembangunan di wilayah ini.

Investasi ini mencerminkan upaya pemerintah untuk memastikan distribusi sumber daya secara proporsional, memperkuat infrastruktur, dan membangun kembali wilayah terdampak bencana dengan konsep ketangguhan dan keberlanjutan.

OUTPUT PELAKSANAAN KEGIATAN.

Huntap, Infrastruktur, dan bangunan gedung.Program Rehab-Rekon di Sulteng telah memberikan manfaat signifikan kepada lebih dari 285.000 penerima manfaat, dengan berbagai output utama sebagai berikut:

OUTPUT UTAMA HUNTAP

Ddibangun 3.880 unit untuk mendukung pemulihan tempat tinggal warga terdampak. Fasilitas pendidikan 17 sekolah dan 1 universitas direkonstruksi untuk mendukung kelangsungan pendidikan.

Fasilitas kesehatan dibangun 7 fasilitas kesehatan untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan masyarakat. Infrastruktur Air Limbah 5 SPALDT (Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat) dan 1.595 bio tank disediakan untuk pengelolaan air limbah.

INFRASTRUKTUR JALAN

51,13 kilometer jalan permukiman dibangun untuk meningkatkan aksesibilitas. Penerangan Jalan Umum (PJU). Dipasang 1.075 titik PJU untuk penerangan dan keamanan lingkungan. Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dibangun 6 RTH di Huntap kawasan dan 19 RTH di Huntap satelit sebagai ruang publik yang ramah lingkungan.

DRAINASE DAN PENGELOLAAN AIR

53,44 kilometer drainase di Huntap kawasan. 13,14 kilometer drainase di Huntap Satelit. 3 Instalasi Pengolahan Air (IPA) dengan kapasitas 100 liter/detik dan 8.000 Sambungan Rumah (SR) Air MINUM.

PENGELOLAAN SAMPAH

4 TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah dengan Reduce, Reuse, Recycle) dan 3.880 bak sampah untuk mendukung pengelolaan limbah.

BANGUNAN/GEDUNG PUBLIK

Dibangun 5 bangunan/gedung untuk mendukung layanan publik dan administrasi.

OUTPUT PELAKSANAAN KEGIATAN

Infrastruktur Skala Lingkungan (ISL)

Program ini bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur lingkungan di wilayah terdampak bencana di Sulteng dengan total investasi sebesar IDR 45,08 miliar, yang didistribusikan di 27 kelurahan/desa di tiga wilayah utama: Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, dan Kota Palu.

Kabupaten Sigi Pagu anggaran: IDR 12,50 miliar. Realisasi Pemanfaatan: IDR 12,34 miliar (98,7persen) Penerima Manfaat: 3.024 jiwa. Cakupan: Infrastruktur di 8 desa.

Kabupaten Donggala. Pagu Anggaran: IDR 18,50 miliar. Realisasi pemanfaatan: IDR 18,46 miliar (99,8%). Penerima Manfaat: 8.058 jiwa. Cakupan: Infrastruktur di 11 desa.

Kota Palu  Pagu Anggaran: IDR 14,75 miliar. Realisasi Pemanfaatan: IDR 14,28 miliar (96,8persen). Penerima Manfaat: 14.744 jiwa. Cakupan: Infrastruktur di 8 kelurahan.Total Investasi Anggaran Total: IDR 45,08 miliar. Jumlah Lokasi: 27 kelurahan/desa. Jumlah Penerima Manfaat: Lebih dari 25.826 jiwa di seluruh wilayah yang menjadi target program.

KESIMPULAN

Program ini tidak hanya bertujuan untuk menyediakan infrastruktur yang aman dan fungsional, tetapi juga mendukung keberlanjutan melalui pengelolaan lingkungan, peningkatan kualitas hidup, dan pembangunan ruang publik. Dengan berbagai fasilitas yang disediakan, program ini membantu memulihkan kehidupan masyarakat pasca bencana secara holistik.