Suluhmerdeka.com – Menyikapi kasus bunuh diri yang baru-baru ini terjadi di hunian sementara (huntara) Kelurahan Lere, Kota Palu ditanggapi Kepala Divisi Advokasi dan Kampanye Sulteng Bergerak, Freddy Onora. Freddy minta pemerintah agar tak melihat sepele dan mesti serius menyikapi masalah tersebut.
Pasalnya, kasus serupa bukan kali pertama terjadi. Berdasarkan penelusuran tim Sulteng Bergerak, kasus dengan motif yang sama juga terjadi di lokasi huntara Gedung Koni, Kelurahan Mantikulore. Seorang ibu terpaksa menenggak racun karena tidak lagi tahan dengan kondisi hidupnya.
Freddy menduga motif sosial ekonomi serta depresi yang memicu kasus-kasus tersebut merupakan implikasi lambannya respon penanganan pasca bencana oleh pemerintah.
“Kasus bunuh diri di huntara itu peringatan keras bagi pemerintah. Tak boleh dipandang sebelah mata. Sudah dua tahun penyintas dibiarkan tinggal di Huntara tanpa pemenuhan ekonomi serta jaminan hidup yang layak,” ungkapnya.
Freddy juga menambahkan ada banyak sekali faktor yang bisa memicu kasus serupa kembali terjadi. Salah satunya adalah tidak adanya fasilitas kesehatan yang layak di huntara. Harusnya, fasilitas kesehatan di lokasi huntara merupakan hal penting mendesak dan musti diprioritaskan. Secara berkala penyintas harus dipastikan sehat secara fisik dan mental. Terlebih perempuan dan kelompok rentan yang sangat perlu mendapatkan perhatian khusus.
“Pemerintah perlu menyediakan fasilitas kesehatan yang layak. Penyintas harus dipastikan sehat secara fisik dan mental. Dijamin ekonominya, diberdayakan dan dilindungi hak-haknya,” kata Freddy.
Freddy menegaskan, jika pemerintah terus abai terhadap kondisi penyintas dan tidak segera mendorong percepatan proses penanganan pasca bencana, maka, tidak menutup kemungkinan kasus-kasus serupa akan terus terjadi. (Dian)