SULTENG,SULUHMERDEKA – Ketua Bawaslu Sulteng, Nasrun berharap peran serta media dalam melaksanakan pengawasan pemilihan umum kepala daerah yang akan disel November 2024 mendatang.
Demikian Nasrun dalam kegiatan sosialisasi pengawasan partisipatif, peran media dalam pengawasan partisipatif, Jumat 19 Juli 2024 di Swiss-Belhotel Palu.
Nasrun menjelaskan, sosialisasi ini dilaksanakan karena tuntutan partisipasi dalam menyukseskan Pemilu.
Menurutnya terdapat tiga partisipasi penting dalam proses Pemilu. Yang pertama adalah partisipasi orang untuk menjadi peserta pemilu, baik itu menjadi calon presiden dan wakil presiden, calon kepala daerah maupun calon legislatif.
Kedua partisipasi masyarakat untuk memilih dalam Pemilu. Tentunya diluar TNI/Polri, masyarakat seluruh berhak memilih wakilnya.
Pada Pemilu 14 Februari 2024 data partisipasi pemilih menurutnya mencapai 80 persen. Sekaitan dengan itu, peran untuk meningkatkan partisipasi pemilih juga dibutuhkan. Salahsatunya bisa melakukan pengawasan dalam proses Pencocokan dan Penelitian (Coklit) data pemilih yang sedang berjalan saat ini dan akan berakhir pada 24 Juli 2024 mendatang.
“Keterlibatan kita untuk menjamin orang bisa memilih pada Pilkada nanti untuk mengawasi proses Coklit ini,”ujarnya.
Ketiga kata Nasrun adalah partisipasi menjadi pengawas Pemilu yang bisa dilakukan dengan melaporkan jika menemukan atau melihat indikasi pelanggaran kepada pihak Bawaslu.
“Contohnya adalah dalam proses coklit ini, apakah kita sudah di coklit atau belum,”sebutnya.
Nasrun memaparkan sosialisasi ini juga digelar karena proses tahapan Pemilu sedang berjalan dan baru akan berakhir 20 Oktober 2024. Seiring dengan itu berjalan pula tahapan pencalonan dan memutakhirkan data untuk Pemilu kepala daerah.
Saat ini tahapan pencalonan sudah mulai memasuki masa pendaftaran bagi calon perseorangan. Setelah itu ada tahapan pendaftaran, lalu kampanye dan penetapan.
“Disinilah dibutuhkan keterlibatan kita semua dalam pengawasan. Termasuk soal data pemilih dalam DPT,”paparnya.
Terlebih tambah Nasrun, pemilihan serentak baru tahun ini dilaksanakan di 500 lebih kabupaten dan kota dan 37 provinsi. Tantangan Pilkada serentak tahun ini jauh lebih besar kerawanannya karena kepentingan lokal yang mendominasi. Hal ini akan membuat tekanan kepada penyelenggara.
Sementara personil Bawaslu sangat terbatas. Di setiap desa hanya memiliki 1 dan bertugas di 217 desa di Sulteng. Lalu 175 kecamatan hanya ada 3 orang.
Jumlah personil itu tidak akan cukup untuk mengcover semua bentuk pengawasan ditengah harapan masyarakat Bawaslu bisa mengawasi dengan baik jalannya Pemilu.
Untuk itu, pihaknya berharap bantuan media dan para akademisi dalam pengawasan partisipatif ini. Kami memilih media dan akademisi karena penting untuk disampaikan kepada masyarakat agar partisipasi bisa meningkat dari Pemilu sebelumnya,”demikian Nasrun.
Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan ini masing-masing Wakil Ketua PWI Sulteng, M Fery (NRF).













