SuluhMerdeka.com – Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange menunjukkan kenaikan tipis pada Rabu, seiring dengan pelemahan dolar Amerika Serikat (AS).
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April mengalami kenaikan sebesar 30 sen dolar AS atau 0,01 persen, mencapai penutupan pada level 2.051,70 dolar AS per ounce.
Kondisi pasar emas hampir tidak berubah, tanpa adanya perkembangan fundamental baru yang signifikan.
Pada konferensi di Brookings Institution pada Rabu, Gubernur Federal Reserve, Adriana Kugler, menyatakan bahwa penurunan suku bunga AS bisa menjadi langkah yang tepat jika inflasi terus melambat. Namun, Kugler menekankan pentingnya memastikan inflasi kembali ke target bank sentral, yaitu sekitar 2 persen.
Walau Kugler tidak memberikan indikasi konkret mengenai waktu potensial penurunan suku bunga, ia menekankan bahwa keputusan tersebut akan sangat tergantung pada perkembangan laju inflasi.
Di sisi lain, dalam pidato di Boston Economic Club pada hari yang sama, Presiden Federal Reserve Boston, Susan Collins, menyatakan bahwa AS berada di jalur menuju stabilitas harga dengan inflasi yang konsisten pada angka 2 persen. Collins menyatakan bahwa jika tren ini berlanjut, Federal Reserve mungkin akan mempertimbangkan penurunan suku bunga “di akhir tahun ini”, meskipun ia menekankan perlunya bukti lebih lanjut terkait kemampuan mempertahankan tingkat inflasi tersebut.
Namun, ada juga pandangan berbeda dari Presiden Federal Reserve Richmond, Tom Barkin. Dalam wawancara dengan MarketWatch, Barkin menyatakan bahwa beberapa indikasi kemajuan inflasi belakangan mungkin tidak sepenuhnya akurat, sehingga menyarankan kehati-hatian dalam mengambil keputusan terkait penurunan suku bunga.
Investor saat ini sedang menantikan data inflasi yang akan dirilis pada Selasa pekan depan.
Sementara itu, harga perak untuk pengiriman Maret mengalami penurunan sebesar 11,80 sen atau 0,52 persen, ditutup pada 22,36 dolar per ounce. Harga platinum untuk pengiriman April juga mengalami penurunan sebesar 24,10 dolar AS atau 2,65 persen, ditutup pada 886,90 dolar per ounce.