BeritaDaerah

Menjelang Aksi 1 September, Bupati dan Kapolres Tolitoli Ajak Mahasiswa Sampaikan Aspirasi dengan Damai

2
×

Menjelang Aksi 1 September, Bupati dan Kapolres Tolitoli Ajak Mahasiswa Sampaikan Aspirasi dengan Damai

Sebarkan artikel ini
Foto Ist

TOLITOLI, Suluh Merdeka – Suasana jelang 1 September di Tolitoli mulai terasa hangat. Sejumlah elemen masyarakat, khususnya mahasiswa, telah menyatakan akan turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi mereka. Di tengah dinamika tersebut, Bupati Tolitoli H. Amran Hi. Yahya dan Kapolres Tolitoli AKBP Wayan Wairacana Aryawan, S.I.K., memberikan pesan penting, aksi boleh, tapi harus damai, beretika, dan menjunjung tinggi kearifan lokal.

Bupati Amran yang ditemui dikediamannya, dengan nada tegas namun penuh kebapakan, menyampaikan bahwa pemerintah daerah tidak pernah menutup ruang demokrasi bagi masyarakat. Sebaliknya, ia mendukung penuh setiap aspirasi yang disampaikan secara konstitusional.

“Pemkab sangat mensuport rencana aksi tersebut. Tapi kami minta, lakukanlah secara damai, beretika, dan jauh dari perilaku anarkis yang hanya akan menciptakan kerugian,” ujar Bupati.

Ia menambahkan, suara mahasiswa dan masyarakat adalah bagian penting dari pembangunan daerah. Namun ia berharap jangan sampai aksi justru dimanfaatkan pihak tertentu untuk memprovokasi keributan.

“Kami mengingatkan, jangan mudah terprovokasi. Dalam menyampaikan aspirasi, sampaikanlah dengan cara yang beretika, penuh kedamaian. Mari kita jaga ketertiban, keamanan, serta kearifan lokal. Jangan sampai predikat Kabupaten Tolitoli sebagai salah satu daerah teraman tercoreng,” tegasnya.

Dikatakan Bupati, perbedaan pendapat adalah hal biasa dalam demokrasi. Namun kedamaian dan persaudaraan adalah hal yang luar biasa. untuk itu, ia mengajak kepeda semua elemen masyarakat untuk menunjukan bahwa Tolitoli adalah rumah besar yang damai, tempat semua aspirasi bisa disampaikan dengan cara yang bermartabat.

Senada dengan Bupati, Kapolres Tolitoli AKBP Wayan Wairacana Aryawan, S.I.K. juga memberikan imbauan. Dengan gaya komunikasinya yang tenang, Kapolres menekankan pentingnya menjaga keamanan bersama, baik di jalan raya maupun di titik lokasi aksi.

“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat Tolitoli, terutama adik-adik mahasiswa, mari sama-sama kita menjaga ketertiban. Jangan ada perilaku anarkis. Kami dari pihak kepolisian siap mengawal penyampaian aspirasi dengan pendekatan humanis,” ujarnya.

Menurut Kapolres, aparat keamanan tidak hanya bertugas mengamankan, tetapi juga memastikan aspirasi masyarakat bisa tersampaikan tanpa ada gangguan.

“Pemerintah dan aparat keamanan berharap penyampaian aspirasi dilakukan secara damai, tertib, serta mengedepankan musyawarah. Sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi masyarakat luas,” tambahnya.

Dari pihak mahasiswa sendiri, rencana aksi 1 September disebut sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi Nasional dan daerah. Salah satu koordinator lapangan aksi, Ardan, mengaku aksi ini bukan untuk mencari keributan, melainkan untuk memastikan suara generasi muda didengar pemerintah.

“Kami turun bukan untuk anarkis. Kami ingin menyampaikan aspirasi dengan cara yang benar. Kami juga mendukung imbauan Bupati dan Kapolres agar aksi berjalan damai, karena pada dasarnya mahasiswa ingin didengar, bukan ingin merusak,” ucap Ardan.

Ia menambahkan, mahasiswa siap menjaga marwah Tolitoli sebagai daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal, Apalagi menrutnya, tuntutan aksi yang akan disuarakan tersebut merupakan isu nasional menuntut, bubarkan DPR akibat dari ketidak pekaan terhadapt kondisi rakyat, copot Kapolri Jendral Listyio Sigit Prabowo karena dinilai lalai dan merusak citra Polri, serta copot menteri keuangan Sri Mulyani yang dinilai sewenang-wenang dan ugal-ugalalan menaikan pajak tanpa mempertimbangkan kondisi rakyat.

Rencana aksi tersebut menjadi perhatian banyak pihak. Pemerintah daerah, aparat keamanan, hingga masyarakat luas berharap demonstrasi berjalan kondusif. Sejumlah elemen pemuda dan tokoh masyarakat bahkan turut menyuarakan pentingnya aksi damai.

Dengan berbagai imbauan itu, publik kini menanti bagaimana wajah aksi 1 September besok. Harapannya, aspirasi tersampaikan, mahasiswa didengar, dan Tolitoli tetap terjaga sebagai daerah yang aman, tertib, serta penuh dengan kearifan lokal.(Rustam)