TOLITOLI, SM – Tak percaya Kinerja jajaran Polres Tolitoli saat ini, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Lintas Pemuda dan Mahasiswa Tolitoli (ALPMT) Senin (1/7) kemarin menggelar aksi unjuk rasa Mako Polres menyampaikan mosi tidak percaya sekaligus mendesak Kapolres Tolitoli untuk dicopot.
Aksi tersebut digelar mahasiswa dilatar belakangi rasa tidak percaya atas kinerja jajaran Polres Tolitoli, yang dinilai tidak profesional, slow respon dan terkesan cukup banyak menutupi- nutupi dan dinilai ‘tutup mata’ atas kasus hukum yang diadukan oleh masyarakat.
” Hari ini kami nyatakan mosi tidak percaya terhadap kinerja Polres Tolitoli, kami minta Kapolri khususnya Kapolda Sulteng segera mencopot Kapolres Tolitoli jika nanti ternyata tidak becus menangani carut marutnya masalah hukum yang telah meresahkan masyarakat saat ini,” ungkap Ardan mantan Ketua HMI saat ditemui usai berorasi.
Masalah yang paling krusial menurut Ardan adalah soal peredaran Narkoba yang sangat merajalela dan terkesan dibiarkan selama beberapa tahun belakangan. Akibat pembiaran peredaran Narkoba tersebut kini mulai merambah kepada pelajar tingkat SMA bahkan SMP.
” Kami tidak percaya kinerja polisi, selama ini cukup banyak kasus yang disembunyikan, bahkan mati suri, terutama penanganan kasus-kasus Narkoba, ada yang ditangkap tapi faktanya lebih banyak yang leluasa mengedarkan ,” ujar Ardan.
Pada kesempatan itu Ardan juga mengungkapkan, sesuai informasi yang disampaikan masyarakat, khusus dalam kota Tolitoli dan sekitarnya, sedikitnya ada enam titik alamat pengedar yang terkesan dibiarkan dan cukup terang terangan, diantaranya kawasan jalan Syarif Mansyur sekitaran SMK Swakarya, Perumahan Sosial (Rumah Seratus), Perumahan Telaga Mas Tuweley, Jalan Tadulako Kampung Buol, Kawasan belakang SMA dan kilo meter dua dan Desa Buntuna.
” Tidak etislah menyebut nama, cukup alamatnya saja. Kami yakin aparat kepolisian tau pergerakan mereka. Tapi kenapa tetap leluasa?, itulah salah satu dasar dan alasan kami menyatakan mosi tidak percaya hari ini, untuk itu jika bapak Kapolres tercinta tidak mampu memberantas, maka kami menyatakan sikap mendesak Kapolres agar segera dicopot dari jabatannya,” tegas Ardan.
Cukup disayangkan, aspirasi yang seharusnya disampaikan langsung kepada kapolres, tak bisa disampaikan, karena terhalang oleh blokade polisi yang berjaga dan menghadang tepat dipertigaan depan Kantor Dinas Kesehatan, hingga akhirnya para mahasiwa hanya bisa beradu mulut dan saling dorong dengan petugas yang memblokade jalan.
Meski demikian dikatakan Ardan, pihaknya tidak akan menyerah menyampaikan aspirasi tersebut, mereka akan tetap mendesak Kapolres untuk menuntaskan masalah yang menjadi keresahan masyarakat atas kinerja mengecewakan dari jajaran Polres Tolitoli.
Ia menandaskan mosi tidak percaya yang digaungkan tepat pada puncak HUT Bhayangkara ke 79 tersebut, merupakan warning bagi Kapolres agar segera membenahi institusi yang dipimpinya, khususnya membereskan masalah yang menimbulkan keresahan dan ketidak percayaan atas kinerja jajaran yang cendrung mengabaikan laporan masyarakat, terutama soal meraja lelanya peredaran Narkoba yang terkesan terjadi pembiaran.
Kapolres Tolitoli AKBP Wayan Wairacana Aryawan.S.I.K saat dimintai tanggapannya mengenai aksi tersebut, usai berlangsungnya acara syukuran, tidak menjawab pertanyaan media ini, dan memilih menjawab pertanyaan beberapa wartawan lain seputar pelaksanaan kegiatan HUT Bhayangkara. (Rendra)