Daerah

HUT Kejaksaan ke-80 di Tolitoli, Semangat Adhyaksa, Menjaga Integritas dikota Cengkeh

1
×

HUT Kejaksaan ke-80 di Tolitoli, Semangat Adhyaksa, Menjaga Integritas dikota Cengkeh

Sebarkan artikel ini
Perayaan HUT Kejaksaan RI Ke 80, tampak kajari bersama seluruh jajarannya foto bersam usai mengikuti upacara dihalaman kantor Kejari Tolitoli Selasa (2/9)

TOLITOLI, Suluh Merdeka – Matahari pagi Selasa (2/9) itu terasa hangat di halaman Kantor Kejaksaan Negeri Tolitoli. Puluhan insan Adhyaksa berdiri tegak, seragam cokelat mereka memantulkan kesan wibawa sekaligus kesetiaan. Di balik wajah-wajah serius, tersimpan kebanggaan. Untuk pertama kalinya, HUT Kejaksaan RI ke-80 dirayakan secara penuh di lingkungan Kejari Tolitoli.

Di mimbar upacara, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Tolitoli, Ibnu Firman Ide Amin, SH, berdiri tegak membacakan amanat Jaksa Agung Republik Indonesia. Suaranya lantang, mengalir ke setiap sudut halaman, seakan meneguhkan kembali panggilan pengabdian.

“Kemerdekaan bukan hanya warisan sejarah, tetapi tanggung jawab besar untuk menjaga kedaulatan melalui penegakan hukum yang adil, profesional, dan berintegritas,” tegasnya.

Amanat itu seketika membuat suasana hening. Para jaksa, staf, hingga undangan yang hadir seolah tersentuh untuk kembali mengingat bahwa tugas mereka lebih dari sekadar menjalankan prosedur hukum. Mereka adalah benteng terakhir keadilan.

Kajari menambahkan harapan agar seluruh jajaran Kejari Tolitoli menjadikan momentum ini sebagai penguat semangat persatuan dan profesionalisme.

“Saya berharap cita-cita Presiden dalam pemberantasan korupsi, yang berorientasi pada hajat hidup orang banyak, dapat benar-benar terwujud. Itu hanya bisa tercapai bila kita menjunjung tinggi nilai-nilai Tri Krama Adhyaksa dan Trapsila Adhyaksa Berakhlak,” katanya.

Perayaan HUT ke-80 ini tidak hanya berhenti pada seremoni. Sejak pertengahan Agustus, Kejari Tolitoli telah menghadirkan serangkaian kegiatan untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Dari pasar murah yang ramai dikunjungi warga, anjangsana dan bakti sosial ke panti asuhan, hingga kompetisi bulu tangkis yang penuh keceriaan.

Puncaknya, pada 2 September lalu, tim Kejari Tolitoli turut ambil bagian dalam turnamen mini soccer di Kejati Sulawesi Tengah. “Ini bukan soal menang atau kalah, tapi soal semangat kebersamaan,” ujar salah satu pegawai yang ikut bertanding, sambil tersenyum lepas.

Tak hanya merayakan, Kajari juga memaparkan capaian kinerja Kejari Tolitoli. Angka-angka yang dibacakan bukan sekadar statistik, tetapi bukti nyata kerja keras insan Adhyaksa di daerah ini.

Di bidang tindak pidana umum, tercatat 79 perkara dari Polres Tolitoli, 63 di antaranya sudah dilimpahkan, sementara 71 lainnya masih dalam proses prapenuntutan. Di bidang tindak pidana khusus, Kejari berhasil menyelamatkan uang pengganti sebesar Rp67,5 juta dari berbagai kasus korupsi.

Kinerja di bidang perdata dan tata usaha negara juga tidak kalah membanggakan: 16 kasus non-litigasi diselesaikan dengan tuntas, sementara pemulihan kerugian negara mencapai Rp1,18 miliar. Sementara di bidang intelijen, Kejari aktif turun ke masyarakat melalui program Jaksa Masuk Sekolah, Jaksa Menyapa, kampanye antikorupsi, hingga pembangunan Posko Intelijen.

“Capaian ini bukan hanya hasil kerja internal, tetapi juga berkat dukungan masyarakat dan mitra kerja. Ke depan, kami akan terus berinovasi demi pelayanan hukum yang lebih baik,” tegas Kajari dengan nada optimistis.

Di sela perayaan, tersaji pula sekelumit sejarah Kejari Tolitoli. Lembaga ini berdiri sejak 20 Oktober 1965, bermula dari sebuah bangunan sederhana milik Pemkab. Baru pada 1975, Kejari memiliki gedung sendiri di Jalan Magamu No. 92. Perjalanan panjang itu berbuah manis ketika pada 6 Oktober 2023 lalu, gedung baru Kejari Tolitoli diresmikan oleh Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah, Agus Salim, SH., MH. Gedung yang megah dan representatif itu kini menjadi simbol komitmen baru kejaksaan yang lebih modern, lebih dekat dengan rakyat, namun tetap berakar pada nilai integritas.

Ketika upacara ditutup dengan seruan semangat kemerdekaan, para insan Adhyaksa saling memberi hormat. Bagi mereka, hari itu bukan sekadar peringatan seremonial, melainkan momentum memperbarui janji pengabdian.

HUT ke-80 Kejaksaan RI di Tolitoli pun menjadi lebih dari sebuah perayaan. Ia adalah pengingat, bahwa di balik toga cokelat dan ruang sidang, ada tanggung jawab moral yang besar  menjaga keadilan bagi seluruh rakyat, tanpa terkecuali. (Rustam)