TOLITOLI, Suluh Merdeka – Setelah dua bulan terakhir masyarakat di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, dibuat resah oleh lonjakan harga beras yang sempat menembus Rp 17.000 per kilogram, kini kabar baik datang. Memasuki September 2025, harga beras perlahan turun seiring dengan bergulirnya musim panen raya di sejumlah sentra pertanian.
Sejak Juli hingga Agustus, menipisnya stok beras di tingkat produsen hingga pedagang eceran membuat harga melambung tinggi. Namun situasi berubah drastis saat petani di Kecamatan Galang, Dampal Selatan, dan Dondo, Dako Pemean dan beberapa kecamatan lainnya serentak memulai panen raya. Pasokan melimpah di pasaran membuat mekanisme pasar berjalan alami.
Berdasarkan pantauan di lapangan, harga beras di tingkat produsen (petani dan penggilingan) kini berkisar Rp 680.000 per karung (50 kg). Dengan biaya distribusi sekitar Rp 15.000 per karung, harga di tangan pedagang eceran berada di kisaran Rp 695.000 per karung, atau setara Rp 13.900 per kilogram. Setelah ditambah keuntungan wajar pedagang, harga jual ke konsumen akhir rata-rata Rp 15.000 per kilogram.
Harga tersebut dianggap cukup ideal. Petani tetap memperoleh keuntungan dari hasil panen, pedagang tidak merugi, dan masyarakat bisa membeli beras dengan harga lebih terjangkau dibanding bulan sebelumnya.
“Kalau harga stabil di Rp 15 ribu per kilo, kami sebagai pedagang masih bisa untung dan pembeli juga tidak terlalu terbebani,” kata Nugrah salah seorang pedagang beras di Pasar Susumbolan, Selasa (16/9).

Dua bulan terakhir, warga Tolitoli memang dihadapkan pada situasi sulit. Harga beras yang tinggi membuat sebagian keluarga harus berhemat ketat. Ermawati (39), ibu rumah tangga di Kelurahan Baru, mengaku sempat mengurangi porsi belanja untuk lauk pauk demi memastikan beras tetap tersedia di rumah.
“Kalau beras mahal, mau tidak mau kita harus mengalah. Beras kan kebutuhan utama, jadi belanja lain-lain yang dikurangi,” tuturnya.
Namun kini, kabar baik mulai dirasakan Ermawati dan ribuan keluarga lain di Tolitoli. Dengan harga beras kembali ke kisaran Rp 15 ribu per kilogram, mereka bisa sedikit tersenyum. “Sekarang sudah lebih ringan di kantong, tidak seperti kemarin-kemarin,” tambahnya.
Seperti diketahui, beras masih menjadi komoditas pangan utama di Indonesia. Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas) 2024, konsumsi beras masyarakat Indonesia mencapai 79,08 kg per kapita per tahun. Itu sebabnya, ketersediaan dan kestabilan harga beras selalu menjadi perhatian utama pemerintah, baik pusat maupun daerah.
Dengan kembali turunnya harga beras di Tolitoli, harapannya pasokan pangan di wilayah ini tetap terjaga. Masyarakat pun tidak lagi terlalu khawatir akan gejolak harga yang membebani kebutuhan rumah tangga sehari-hari dijalani sedikit lebih tenang. (Zulfikar)