PALU,SULUHMERDEKA – Asisten II Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Rudy Dewanto mengemukakan sejumlah hal terkait dengan progres dan realisasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi (Rehab-Rekon) pascabencana gempa, tsunami dan likuefaksi di Palu, Donggala, Sigi, Parigi Moutong (Padagimo) 2018 silam dalam sosialisasi refleksi 6 tahun bencanan Sulteng Kamis 19 September 2024 di Swiss Bell Hotel Palu.
Kegiatan bertema “Tangguh Terhadap Bencana Likuefaksi” yang diselenggarakan Badan Geologi Kementerian ESDM dihadiri kepala daerah Padagimo. Wali Kota Palu dalam kesempatan ini diwakili Sekkot Palu Irmayanti Pettalolo. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid hadir dalam sosialisasi ini.
Rudi Dewanto menjelaskan, Satuan tugas (Satgas) penanggulangan bencana di Sulteng mencatat, kejadian darurat bencana tersebut kurang lebih 4.845 orang meninggal dunia, 172.999 pengungsi, dan 110.214 rumah yang rusak.
Sesuai amanat Inpres No. 10 tahun 2018 tanggal 28 November 2018 tentang percepatan Rehab-Rekon pascabencana di Sulteng dan wilayah terdampak lainnya, dalam dokumen Kajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitupasna) sesuai Pergub No. 10 tahun 2019 total kerusakan dan kerugian akibat bencana gempa bumi, likuifaksi, dan tsunami tercatat total kerugian sebesar Rp24.157.128.876.846 dan total kebutuhan sebesar Rp36.392.314.917.293. Target penuntasan tanggal 31 Desember 2020, namun belum dapat tertuntaskan dikarenakan kemampuan keuangan.
Rudi menjelaskan, daerah yang tidak memadai, sehingga dikeluarkanlah Inpres No. 08 tahun 2022 tanggal 14 September 2022 tentang penuntasan Rehab-Rekon serta peraturan turunannya yaitu Pergub no. 4 tahun 2022 tentang rencana RR pascabencana tahun 2022-2024 yang akan menuntaskan rencana RR pascabencana (R3P) sebesar Rp3,3 trilyun terhadap lima sektor.
Berdasarkan data monitoring penanganan pascabencana 28 September 2018 pada wilayah terdampak di Sulteng terutama sektor perumahan pertanggal 12 Juni 2024 data validasi penanganan melalui dana stimulan total jumlah rusak ringan sejumlah 67.857 unit, terealisasi sejumlah 67.716 unit, rusak sedang tervalidasi sejumlah 23.288 unit, terealisasi sejumlah 23.200 unit, rusak berat tervalidasi sejumlah 15.397 unit, terealisasi sejumlah 15.292 unit.
Selain itupula Warga Terdampak Bencana (WTB) yang tervalidasi dalam perolehan Huntap sejumlah 9.307 KK, hingga tahun 2024 telah terealisasi sejumlah 8.525 KK. Progress hingga tahun 2024 sebesar 91,60persen, sisa progress 8,4persen akan rencanakan untuk penanganannya pada tahun anggaran 2025.
Peristiwa bencana 28 September 2018 kat Rudi merupakan pengalaman berharga bagi semua untuk lebih mewaspadai diri terhadap wilayah yang sangat rentan resiko bencana. Karenanya semua pihak diharap dapat bersama sama Badan Geologi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI untuk mengikuti informasi terhadap kawasan rentan likuifaksi dan atas inisiatif penyelenggaraan kegiatan ini.
“Saya atas nama pribadi dan pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mengucapkan terimkasih dan apresiasi yang tinggi kepada badan Geologi Kementerian ESDM, dengan harapan semoga literasi dan mitigasi kita dalam menghadapi bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuifaksi semakin meningkat sehingga kita memiliki kesiapsiagaan dan kewaspadaan untuk menghadapi amukan bencana yang tidak bisa diketahui dengan pasti kedatangannya,” demikian Rudi Dewanto (**)
