Berita

Benarkah Data Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan Dalam Debat Pilgub Sulteng. Begini Data Terakhir BPS

0
×

Benarkah Data Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan Dalam Debat Pilgub Sulteng. Begini Data Terakhir BPS

Sebarkan artikel ini
Anwar Hafid dan Reny Lamadjido dalam debat perdana Calon Gubernur dan wakil Gubernur Sulteng di Metro TV, Rabu 16 Oktober 2024 (Foto:IST)

PALU,SULUHMERDEKA – Salahsatu isu yang mengemuka dalam debat publik perdana Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sulteng yang disiarkan langsung stasiun TV Metro, Rabu malam 16 Oktober 2024 adalah data mengenai pertumbuhan ekonomi dan angka kemiskinan di Sulteng.

Data itu awalnya dikemukakan Cawagub Sulteng nomor urut 2, Abdul Karim Aljufri (AKA) untuk menjadi bahan pertanyaan kepada Cagub Cawagub Sulteng nomor urut 3, Rusdi Mastura -Sulaiman Agusto.

Menurut AKA, telah terjadi ketimpangan atau paradoks ekonomi di Sulteng. Soalnya pertumbuhan ekonomi yang mencapai 10 persen namun persentase pertumbuhan angka penduduk miskin lebih tinggi yakni 11 persen.

“Om Cudi, tadi sudah sampaikan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah itu 10 persen. Tapi di sisi yang lain, pertumbuhan kemiskinan kita juga 11 persen. Ini kalau mau mengutip bahasa pak Prabowo, berarti ada paradoks di Sulteng. Kira-kira masalahnya bagaimana ini pak. Terimakasih,”tanya AKA.

Cagub Sulteng Ahmad Ali menambahkan bahwa dalam teori ekonomi apa saja, ketika pertumbuhan itu naik, maka kemiskinannya harus turun. Artinya kata Ahmad Ali, ada yang salah dalam tata kelola pembangunan di Sulteng. Sehingga kemudian bagaimana ke depan pertumbuhan ekonomi menjadi ekslusif agar dinikmati semua masyarakat Sulteng.

“Untuk itulah kenapa kami memilih pertanian sebagai program,”tambahnya.

Menjawab itu, Cudi langsung menyebut data tersebut salah. Hal itu membuatnya tidak tau ingin menjawab seperti apa.

“Saya mau jawab pertanyaannya sudah salah. Dia (AKA) bilang 10 persen. Pertumbuhan ekonomi kita 11,71 persen. Jadi saya selalu ke eselon. Apa itu tim. Jadi tim beramal ini harus punya data. Tadi bilang 60 ribu. Kemudian sekolah, SD kita lama sekolah itu 96 persen, SMP 93 persen, SMA 76 persen. Jadi saya minta data-data yang jelas, sehingga saya bisa menjawab lebih jelas. Jika pertanyaan sudah salah lanjut Cudi, bagaimana dengan datanya. Bagaimana saya jawab,”kata Cudi.

Cudi menjelaskan ada banyak hal yang harus diperbuat untuk meningkatkan kualitas sambil mengutip syair Sayyidina Ali. Bahwa Sayyidina Ali mengatakan jika kemiskinan itu berbentuk manusia maka dialah (Sayyidina Ali) orang yang pertama membunuhnya.

Kemiskinan menurutnya menjadi tugas semua pihak. Banyak cara ujar Cudi untuk itu. Contohnya subsidi perbankan agar bunga pinjaman KUR bisa menjadi 3 persen hal ini sudah dilakukan Pemkab Sigi Biromaru. Sedangkan APBD paparnya hanya stimulus.

“Pemerintah harus bisa, perbankan, rakyat juga diajak. Kenapa saudara kita dari Cina, pinjam 14 persen mampu menjadi kaya. Kenapa kita tidak. Ini semua diubah, mindset kita harus berubah. Bukan hanya bikin program kemiskinan. Tapi bagaimana kedepan membangun mental anak cucu kita,”ujarnya.

Cudi menambahkan, dia sangat memahami Sulteng karena orang pertama di Sulteng yang berjuang untuk Gubernur Sulteng tahun pertama bersama Arus dan Longki.

“Sehingga waktu itu saya menggertak namanya pak Amin, saya bakar Donggala kalau tidak mendukung namanya Asiz Lamadjido,”ucapnya.

Tanggapan Cudi dijawab Ahmad Ali dengan menyatakan ia tidak ingin berdebat mengenai angka pasti data tersebut.

“Karena itu bukan hal penting bagi mereka. Yang terpenting adalah bahwa secara ekonomi teorinya seperti saya katakan tadi,”katanya.

Kedepan pihaknya lanjut Ahamd Ali, ingin menjadikan pertanian sebagai basis program utama pasangan Beramal. Karena ada 40 persen lebih masyarakat Sulteng bekerja di sektor ini. Sehingga ketika ini tersentuh, maka program pembangunan manusia itu akan berjalan baik.

“Hari ini mengapa paradoks itu muncul? Karena kita bertumbuh hanya satu sektor, pertambangan. Sektor ini hanya dinikmati beberapa kelompok masyarakat yang ada di tiga kabupaten,”ungkapnya.

Karena itu pihaknya ingin memastikan kedepan, bahwa IPM Sulteng tidak lagi berada di atas angka 9.

“Artinya kedepan setidaknya masyarakat Sulteng lulus atau 12 tahun IPM-nya,”jawab Ahmad Ali.

Benarkah data persentase angka kemiskinan Sulteng seperti yang diributkan Paslon 1 dan 3.

DATA BPS Sulteng

Berdasarkan penelusuran melalui website resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng, data mengenai pertumbuhan ekonomi dapat diakses melalui https://sulteng.bps.go.id/id/pressrelease/2024/08/05/1323/ekonomi-sulawesi-tengah-triwulan-ii-2024-tumbuh-sebesar-9-75-persen–y-on-y—ekonomi-Sulteng-triwulan-II-2024-mengalami-pertumbuhan-sebesar-6,86persen (q-to-q)

BPS Sulteng terakhir mengeluarkan rilis resmi mengenai pertumbuhan ekonomi Sulteng pada 5 Agustus 2024.

Disebutkan bahwa ekonomi Sulteng Triwulan II-2024 tumbuh sebesar 9,75 persen (Y-on-Y). Ekonomi Sulteng Triwulan II-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 6,86 persen (Q-to-Q)

Tanggal Rilis : 5 Agustus 2024

Abstraksi

Perekonomian Sulteng berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II-2024 mencapai Rp 95.360,93 miliar dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 52.131,85 miliar.

Ekonomi Sulteng triwulan II-2024 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 6,86 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 48,03 persen. Dari sisi pengeluaran, komponen Pengeluaran Konsumi Pemerintah (PK-P) mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 40,72 persen.

Ekonomi Sulteng triwulan II-2024 terhadap triwulan II-2023 mengalami pertumbuhan sebesar 9,75 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Industri Pengolahan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 18,71 persen.

Sementara dari sisi pengeluaran, komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 23,69 persen.

Ekonomi Sulawesi Tengah semester I-2024 terhadap semester I-2023 mengalami pertumbuhan sebesar 10,11 persen (c-to-c). Dari sisi produksi, pertumbuhan terbesar terjadi pada Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 19,89 persen.

Sementara dari sisi pengeluaran, komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 22,92 persen.

Selanjutnya data mengenai persentase angka kemiskinan dirilis terakhir pada 1 Juli 2024 melalui https://sulteng.bps.go.id/id/pressrelease/2024/07/01/1302/persentase-penduduk-miskin-maret-2024-turun-menjadi-11-77-persen.html

Dalam rilis disebutkan bahwa
persentase Penduduk Miskin Maret 2024 turun menjadi 11,77 persen.

Abstraksi

Persentase penduduk miskin pada Maret 2024 sebesar 11,77 persen, menurun sebesar 0,64 persen poin terhadap Maret 2023.

Jumlah penduduk miskin pada Maret 2024  sebesar 379,76 ribu orang, menurun sebesar 15,9 ribu orang dibandingkan dengan kondisi Maret 2023.

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2023 sebesar 8,9 persen, turun menjadi 8,61 persen pada Maret 2024. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2023 sebesar 14,09 persen, turun menjadi 13,33 persen pada Maret 2024.

Dibanding Maret 2023, jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 di daerah perkotaan turun sebanyak 0,2 ribu orang (dari 92,11 ribu orang pada Maret 2023 menjadi 91,92 ribu orang pada Maret 2024). Sementara itu, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan turun sebanyak 15,7 ribu orang (dari 303,55 ribu orang pada Maret 2023 menjadi 287,84 ribu orang pada Maret 2024).

Garis Kemiskinan pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp600.872,-/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp453.429,- (75,46 persen), dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp147.443,- (25,54 persen).

Pada Maret 2024, secara rata-rata rumah tangga miskin di Sulawesi Tengah memiliki 5,41 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah sebesar Rp3.250.718,-/rumah tangga miskin/bulan.(NRF).