PALU,SULUHMERDEKA – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah (KPwBI Sulteng) menyelenggarakan diskusi ekonomi terkini Sulteng bersama para akademisi (local expert), Rabu 30 Oktober 2024 di Kantor Perwakilan BI Sulteng
Diskusi dipimpin Kepala BI Sulteng, Rony Hartawan. Diskusi ini juga dihadiri M Rifhal Julian dan Akbar Hidayat, selaku Ekonom Yunior dari Bank Indonesia. Diskusi menghadirkan para akademisi dari Universitas Tadolako, masing-masing KETUA ISEI Cabang Palu, Dr Muzakir, SE MSi, Lektor KEpala Fakultas Ekonomi Bisnis Untad, Moh Ahlis Djirimu Ph D dan Prof Dr rer pol. Patta Tope SE.
Diskusi ini untuk menindaklanjuti arahan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia, diskusi ini dilakukan secara rutin dan bertujuan untuk mendukung Bank Indonesia dalam menyusun bahan asesmen ekonomi daerah dengan fokus pada perkembangan kondisi ekonomi nasional dan regional, khususnya di Sulteng.
Beberapa topik yang dibahas dalam diskusi ini mulai dari inflasi bahan pokok, pertumbuhan PDRB, serta topik khusus, seperti harga tiket pesawat dan pariwisata. Isu-isu yang dibahas dalam diskusi ini mencerminkan komitmen Bank Indonesia untuk meningkatkan ekonomi Sulteng.
Pada tahun 2024, meskipun terjadi penurunan perumbuhan ekonomi (YoY) yang landai, Sulteng berhasil mempertahankan stabilitas makro ekonomi yang baik. Prospek pertumbuhan ekonomi Sulteng di triwulan keempat 2024 terlihat positif, terutama di lapangan usaha industri pengolahan, utamanya disokong oleh industri nikel yang menjanjikan.
Mengenai inflasi, terdapat tantangan dalam distribusi bahan pokok yang mempengaruhi harga kebutuhan pokok itu sendiri. Bank Indonesia terus berfokus pada peningkatan konektivitas antar daerah guna mempersingkat mata rantai perdagangan. Selain itu, sebagai salah satu bentuk usaha mengatasi permasalahan harga bahan pokok tersebut, turut diusulkan untuk dilakukan penyeragaman kalender tanam yang merupakan langkah penting untuk mendukung kegiatan ekonomi dan mengurangi harga.
Berdasarkan diskusi yang dilakukan ini, terdapat rencana untuk melakukan Forum Industri Pariwisata Sulteng yang akan diadakan pada awal tahun 2025 untuk membahas penyediaan layanan penerbangan dan infrastruktur pendukungnya untuk mendukung pariwisata Sulteng. Selain itu, turut direncanakan pula kajian terkait distribusi komoditas beras, ikan selar, cabai, dan BBM yang diperluas untuk mencakup pembentukan neraca pangan Sulteng (**)