Orang tua dan relawan kehilangan harapan: “Anak-anak butuh makan bergizi, kami pun butuh pekerjaan.”
TOLITOLI, Suluh Merdeka — Ratusan orang tua penerima manfaat program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Galang, Kabupaten Tolitoli, mendesak agar dapur MBG segera dibuka kembali. Program yang digagas pemerintah pusat itu dinilai sangat membantu masyarakat kurang mampu, khususnya dalam pemenuhan gizi bagi anak-anak sekolah dasar.
Harapan tersebut disampaikan langsung oleh sejumlah orang tua penerima manfaat, salah satunya Masridah (43), warga Desa Galang, saat ditemui wartawan pada Kamis (23/10/2025). Ia mengaku kecewa sekaligus heran atas tiba-tiba berhentinya program tanpa ada penjelasan resmi dari pihak sekolah maupun pengelola dapur MBG.
“Jujur, Pak, program MBG itu sangat berarti buat kami yang kurang mampu. Anak-anak kami terbantu sekali dengan adanya makanan bergizi setiap hari. Tapi tiba-tiba berhenti tanpa pemberitahuan apa-apa,” ujar Masridah dengan nada sedih.
Masridah menuturkan, pada Senin (20/10) anaknya masih sempat menerima jatah makanan bergizi. Namun keesokan harinya, dapur MBG sudah tidak beroperasi lagi. Ketika dikonfirmasi ke pihak sekolah, mereka pun mengaku tidak mengetahui penyebab penutupan tersebut.
“Pihak sekolah juga bilang tidak tahu apa sebabnya dapur MBG ditutup. Kami sebagai orang tua jadi bingung, apalagi anak-anak sudah terbiasa sarapan dari dapur itu,” tambahnya.
Sementara itu, dari pihak relawan Dapur MBG MFL Galang, Suriani (39), mengungkapkan bahwa dirinya bersama puluhan relawan lainnya juga tidak mengetahui alasan pasti penutupan tersebut. Mereka hanya menerima pemberitahuan singkat bahwa dapur untuk sementara tidak beroperasi, tanpa kejelasan kapan akan dibuka kembali.
“Kami pun kaget, baru sehari buka langsung disuruh berhenti. Padahal kami semua sudah siap kerja, bahan makanan sudah kami siapkan, bahkan sebagian sudah dimasak. Tapi tiba-tiba ada pemberitahuan dapur ditutup lagi,” tutur Suriani dengan mata berkaca-kaca.
Menurut Suriani, sebanyak 47 orang relawan yang bekerja di dapur MBG MFL Galang kini kehilangan sumber penghasilan. Sebagian besar di antara mereka merupakan warga kurang mampu yang menggantungkan hidup dari pekerjaan tersebut.
“Kami semua orang kecil, Pak. Kalau dapur ini ditutup terus, kami tidak tahu lagi harus cari kerja di mana. Dapur MBG ini satu-satunya tempat kami mencari rezeki yang halal,” ujarnya dengan suara terisak.
Para relawan berharap pemerintah daerah dan pihak terkait segera turun tangan untuk mencari solusi agar dapur MBG kembali beroperasi. Mereka menilai, keberadaan dapur tersebut bukan hanya membantu pemenuhan gizi anak-anak sekolah, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program unggulan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yang bertujuan meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak sekolah di seluruh Indonesia. Di Kabupaten Tolitoli, program ini sudah berjalan di sejumlah sekolah sejak awal Oktober 2025.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari penanggung jawab program MBG di tingkat daerah terkait penyebab penutupan dapur tersebut. Namun masyarakat berharap agar persoalan ini segera diselesaikan, demi kelangsungan program yang dinilai sangat bermanfaat bagi anak-anak dan masyarakat kecil.
“Kami tidak minta banyak, cuma ingin dapur MBG dibuka kembali. Anak-anak butuh makan bergizi, kami pun butuh pekerjaan,” tutup Suriani penuh harap. (Rustam)













