TOLITOLI, Suluh Merdeka – Revitalisasi lima ruang kelas di SD Negeri 1 Tinigi, Kecamatan Galang, Kabupaten Tolitoli, memaksa 120 murid di sekolah tersebut harus belajar dengan sistem dua shift setiap harinya. Hal ini terjadi karena kegiatan belajar mengajar kini hanya dipusatkan di tiga ruangan kelas yang masih tersedia.
Pembagian waktu belajar diterapkan agar seluruh siswa tetap bisa mengikuti proses pendidikan. Murid kelas I hingga kelas III masuk pada pukul 07.00–11.00 WITA, sementara murid kelas IV sampai kelas VI mendapat giliran belajar pada pukul 11.00–15.00 WITA.
“Normalnya jam 14.00 murid di SD ini sudah pulang sekolah, tetapi karena ada perbaikan lima ruang kelas sehingga diberlakukan proses pembelajaran dengan sistem pembagian jam belajar, mulai pukul 07.00 sampai 15.00 WITA,” jelas Kepala Sekolah SDN 1 Tinigi, Ernawaty, S.Pd, kepada wartawan, Jumat (26/9/2025).
Revitalisasi ruang kelas tersebut menggunakan program bantuan pemerintah senilai Rp948 juta. Selain lima ruang kelas, program ini juga mencakup pembangunan kantor guru serta fasilitas toilet untuk menunjang kebutuhan siswa.
Untuk sementara, kegiatan belajar mengajar hanya dipusatkan di tiga ruangan yang tersedia, yakni satu ruang kelas, perpustakaan, serta ruang guru yang difungsikan sementara sebagai kelas tambahan.
Ernawaty menambahkan, pembangunan rehabilitasi maupun bangun baru sekolah di Kabupaten Tolitoli diprioritaskan bagi sekolah dengan tingkat kerusakan di atas 50 persen. Tahun 2025 ini, terdapat 12 SD dan enam SMP di wilayah tersebut yang mendapatkan bantuan revitalisasi.
“Penentuan sekolah penerima program tersebut berdasarkan Data Pokok Pendidikan (Dapodik). Dalam prosesnya juga melibatkan Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP), yakni konsultan, perencana, dan pengawas pembangunan,” ungkapnya.
Dengan adanya revitalisasi ini, pihak sekolah berharap sarana belajar di SDN 1 Tinigi dapat segera kembali normal, sehingga anak-anak bisa belajar dengan lebih nyaman tanpa harus berbagi waktu. (Rustam)